Calendar

.

.

.

.

Jumat, 11 Juni 2010

TEKNOLOGI MUDAH BUKTIKAN KEASLIAN WAJAH

Aktris Cut Tari telah membantah perempuan yang ada dalam video panas yang tersebar luas saat ini adalah dirinya. Namun, sebenarnya teknologi dengan mudah dapat mengidentifikasi keaslian wajah di video itu.

Sebelumnya Cut Tari, Rabu (9/6) mengatakan, "Saya hanya ingin bicara satu kali saja dan tidak diulang. Buat saya, suami saya, tidak percaya kalau itu saya. Ibu saya yang melahirkan saya juga tidak percaya. Keluarga saya pun tidak percaya kalau itu saya. Jadi buat saya itu sudah cukup."

Sementara pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat, mengatakan video porno antara orang yang mirip Cut Tari dan Ariel eks- Peter Pan - adalah video asli. "Tidak ada rekayasa. Ini belum diedit. Kualitas lebih bagus," tandas Abi, Selasa (8/6).

Lalu bagaimana dengan kemiripan orang yang disebut-sebut Cut Tari? Abi menjawab, "95 persen diperkirakan itu Cut Tari."

Bagaimana teknologi dengan mudah mengidentifikasi pelaku berdasarkan gambar-gambar yang tersedia.
Adalah seorang doktor di bidang kecerdasan buatan dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Rahmad Widiyanto, telah tiga tahun lalu mengembangkan teknik pengenalan wajah dengan metode yang berbasis fuzzy similarity measure .

Sistem itu sebenarnya ditujukan untuk mengidentifikasi pelaku bom Bali yang wajahnya hancur, di mana proses identifikasi berjalan lama. Dengan sistem yang dikembangkan Rahmad dan timnya, sistem pengenalan wajah bisa mengidentifikasi pelaku dengan cepat dan akurat.

Metode itu bekerja dengan merepresentasikan setiap komponen wajah dengan deskriptor yang disesuaikan dengan karakteristik fitur dominannya (bentuk, tekstur, atau warna).

Caranya dengan membandingkan sketsa ilustrator dengan database yang ada. Tentu saja dalam kasus video menjadi lebih mudah karena tinggal membandingkan dengan database yang banyak tersedia.

Database itu juga berperan menyediakan sejumlah template komponen wajah seperti bentuk-bentuk alis, mata, hidung, bibir, dan rambut yang tinggal dipilih pengguna.

"Hasilnya 90 persen proses rekonstruksi yang dilakukan berhasil menemukan wajah orang yang dimaksud," ia menjelaskan.

Menurut Rahmad, sistem yang tujuannya untuk membantu polisi itu adalah yang pertama di dunia.
Read More...

PENGHARGAAN UNTUK FITOFARMAKA


Stimuno kembali terpilih sebagai Most Recommended Brand 2010 atau produk yang paling direkomendasikan konsumen tahun 2010, untuk kategori Sistem Imunitas Anak dari hasil survei Onbee Marketing Research, di tujuh kota besar di Indonesia. Penghargaan terhadap Stimuno diberikan di Jakarta, Rabu, 9 Juni 2010.

Most Recommended Brand adalah penghargaan yang diberikan kepada merek yang paling direkomendasikan konsumen melalui pengukuran WOMM Index (Word of Mouth Marketing Index).

Berdasarkan survei di atas, Stimuno mendapatkan WOMM Index tertinggi yaitu 224,9 untuk kategori Sistem imunitas anak. Pada 2009 lalu, Stimuno juga terpilih sebagai Most Recommended Brand dari lembaga yang sama. Survei dilakukan terhadap 3.000 responden dengan usia 15-55 tahun, pria dan wanita, dan tersebar di tujuh kota besar (Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Makasar, Semarang serta Denpasar).

National Sales Manager Stimuno, Andreas Sri Widada menyatakan, berdasarkan hasil di atas, konsumen lebih banyak merekomendasikan Stimuno karena menigkatkan daya tahan tubuh, kualitasnya yang baik, dari bahan herbal asli, dan unggul dalam hal formulasi.

Sebelum menerima penghargaan Most Recommended Brand ini, Stimuno terpilih sebagai Top Brand for Kids 2010 (riset Frontier Consulting Group). Dan pada 2008, memperoleh Anugerah Produk Asli Indonesia (APAI), untuk Kategori Obat.

Stimuno adalah imunomodulator (penguat sistem imun) yang terbuat dari herbal asli Indonesia (Phyllanthus niruri- Meniran), yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Stimuno telah mendapatkan sertifikat Fitofarmaka dari BPOM RI, tingkatan tertinggi untuk produk herbal yang artinya mutu, khasiat dan keamanannya telah melalui uji klinis.
Read More...

WASPADAI CRAYON,PENGHAPUS DAN SPIDOL


Kalangan pendidik dan orangtua siswa diimbau mewaspadai penggunaan plastik yang mengandung bahan kimia berbahaya pada perlengkapan alat tulis. Salah satu zat aditif berbahaya itu adalah phthalate, bahan pembuatan penghapus yang banyak digunakan siswa sekolah.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah mengkaji kecenderungan adanya bahan kimia pada alat kelengkapan siswa dan mainan anak-anak. Kajian dilakukan karena diduga kuat sejumlah alat kelengkapan sekolah dan mainan anak-anak itu mengandung zat kimiaberbahaya.

Menurut Head Division of Science and Technology Service LIPI Agus Haryono, bahan plastik berbahaya itu antara lain monomer, zat tersisa yang tidak bereaksi saat pembentukan polimer. Styrofoam adalah salah satu bentuk monomer berbahaya. Selain monomer, zat berbahaya lainnya adalah pelentur plastik jenis phthalate.

Dalam keperluan sehari-hari, phthalate dipakai sebagai pelembut plastik mainan anak-anak, pipa PVC, fraksi minyak dalam parfum, zat tambahan dalam hairspray, zat tambahan pengoles kayu, dan pelentur jok mobil.

"Di dunia alat tulis, phthalate digunakan dalam pembuatan penghapus, untuk melembutkan karet agar mudah dibentuk," ungkap Agus dalam seminar "Alat Pendidikan Sehat bagi Siswa" di Balai Patriot, Kompleks Pemkot Bekasi, Rabu (9/6/2010).

Selain penghapus, alat kelengkapan lain yang patut diwaspadai adalah krayon dan spidol. Krayon diduga mengandung unsur logam berat dan asbestos yang dalam jangka panjang menyebabkan gangguan pada otak, sistem saraf, dan metabolisme tubuh, serta memicu kanker. Sementara pelarut tinta spidol, xylene, bisa menyebabkan gangguan saraf jika terhirup dalam jumlah besar.

Dalam jangka pendek, pengaruh yang bisa dirasakan biasanya anak-anak mengalami mual, muntah, sakit perut, dan diare. Bahan-bahan berbahaya itu bisa masuk ke tubuh anak-anak melalui mulut, saat alat-alat itu dikulum, atau melalui hidung, saat anak-anak menghirup udara di sekitarnya.

"Sampai saat ini belum ada angka pasti korban akibat penggunaan bahan-bahan berbahaya itu. Mungkin karena itu sampai saat ini tidak ada larangan tegas dari pemerintah terkait penggunaan bahan-bahan tersebut," ujar Agus.

Pengurus YLKI, Huzna Zahir, mengatakan, di negara maju penggunaan plastik diatur dengan ketat, sedangkan di Indonesia hingga kini belum ada pengawasannya. Semestinya, kata dia, pemerintah memiliki standar baku yang harus dipenuhi pada mainan dan alat kelengkapan sekolah yang terbuat dari plastik.
Read More...

KETIKA PENUAAN MELANDA PRIA


STAMINA menurun seiring bertambahnya usia. Sebagian besar para pria akan mengalami hal ini cepat atau lambat. Observasi tentang usia dan pergerakan yang melambat terkadang membuat kita menjadi kurang produktif dalam bidang fisik ataupun akademis.

Pada masa lewat paruh baya inilah kinerja menurun dan diperlukan usaha lebih untuk mempertahankan kecepatan yang kita miliki layaknya waktu muda dulu. Tak jarang pula terjadi, ketika fisik terlalu banyak bekerja, badan akan terasa sakit dan pegal, mulai sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Kurangnya energi, tenaga dan ketahanan tubuh ketika menua merupakan hal wajar. Termasuk, kurangnya gairah seks dan ereksi tidak tahan lama.
Faktanya, proses penuaan hanya bisa kita hadapi dengan usaha sebisanya, dicegah jika bisa dan ditunda apa yang bisa ditunda. Ilmu medis masa kini pun telah banyak menyampaikan pesan mengenai gaya hidup sehat, gizi dan penggantian hormon yang dapat menunda penuaan dini.

Hormon yang mempengaruhi proses penuaan pada pria dan wanita, seperti hormon gonadal, adrenal, thyroid dan hormon pertumbuhan. Dengan adanya penggantian hormon ini, makan hormon penuaan akan sedikit diproduksi, dan hormon-hormon baru ini lah yang akan membantu perbaikan sel-sel tubuh dan mempertahankan fungsi tubuh.

Meski demikian, praktik penggantian hormon pada pria lanjut usia ini merupakan praktik medis yang cukup pesat pertumbuhannya dan perdebatan mengenai “andropause” kerap terjadi beberapa tahun terakhir.

“Andropause” merupakan kondisi mental, fisik dan seksual pria yang berkaitan dengan tingkat testosteron yang rendah. Tingkat testosteron yang semakin rendah dipercaya akan meningkatkan munculnya gejala-gejala adropause. Meski demikian, penggunaan kata “andropause” dalam hal ini belumlah tepat.

Pertama, tidak benar bahwa andropause merupakan “menopause” pada pria. Gejala andropause terjadi secara rutin. Hal ini terjadi ketika terjadi perubahan dalam tubuh yang mempengaruhi kualitas hidup. Selain itu, tidak bisa disamakan antara efek dari terapi penggantian hormon wanita saat menopause dengan efek penggantian testosteron pada pria.

Kedua, “andropause” sangat jelas berarti bahwa kelenjar sel seks (gonad) sudah tidak lagi diproduksi. Pada “kondisi penuaan” ini, tingkat testosteron semakin menurun, namun tidak nol. Selain ini, menurunnya produksi testosteron seiring bertambahnya usia tidaklah sama pada semua pria, karena tidak semua pria mengalami penurunan produksi testosteron.

Tingkat penurunan pada setiap pria berbeda-beda, dengan gejala yang berbeda-beda pula. Para ahli menyebut istilah tersebut dengan nama SLOH atau symptomatic late-onset hypogonadism, yang artinya gejala defisiensi sistem reproduksi yang mengakibatkan menurunnya fungsi sel seks atau gonad (rahim atau testis).

Setiap pria tahu bahwa kita mengalami penurunan pada saat kita menua. Bisa jadi SLOH. Kira-kira 50% pria mengalami gejala-gejala ini pada usia 55 tahun. Namun hypogonadism pada pria ini kerap tidak dilaporkan dan didiagnosa lebih lanjut.

Sejak dini, yang dapat dilakukan para pria yang mulai merasa stamina adalah dengan mengenali gejala-gejala SLOH. Sehingga pemeriksaan tingkat testosteron pun dapat dilakukan untuk mendapatkan diagnosa pasti. Perawatan yang dilakukan pun dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan. Terapi testosteron tentu patut untuk dipertimbangkan agar SLOH tidak menyebabkan kualitas hidup dan stamina menurun.
Read More...

EMPAT ALASAN PRIA MENIKAH


Topik pernikahan bukan saja menjadi monopoli pembicaraan di antara wanita. Para pria juga memiliki pendapat sendiri mengenai ikatan pernikahan.

Saat menemukan tambatan hati atau 'the one', banyak yang memimpikan akan saling mencintai dan menjadi tua bersama selama sisa hidup mereka. Hal ini berlaku baik pada pria maupun wanita.

Seperti halnya wanita, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi pria untuk memulai rumah tangga, bukan semata-mata karena alasan hati. Betty Confidential mengulas beberapa alasan tersebut, di antaranya:
- Jatuh cinta

Saat melihat atau berkenalan dengan wanita menarik hatinya, pria yang tak berpikir menikah dalam waktu dekat pun bisa berubah pikiran. Banyak pria yang mengakui langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat seorang wanita dan merasakan wanita tersebut orang yang tepat menjadi istrinya. Meski terlihat emosional dan impulsif, banyak pria yang merasa keluarganya langgeng dari hubungan ini.

- Menunggu saat tepat

Bagi pria tipe ini, mereka biasanya telah menemukan sesosok wanita yang akan mereka nikahi dan menghabiskan hidup bersama. Namun, pria ini lebih realistis dan memperhitungkan waktu yang tepat.

Selama berhubungan dengan calon istri, mereka akan mencari kapan waktu yang tepat menikah untuk menjamin kehidupan pernikahan. Mereka akan memutuskan menikah bila merasa cukup dalam hal kedudukan, karier dan finansial.

- Memiliki nilai dan rencana hidup sama

Pria akan memilih wanita yang memiliki nilai-nilai dalam kehidupan dan rencana masa depan yang mirip dengan dirinya. Sebuah komitmen tentang kehidupan bersama dalam keluarga dan memiliki tanggung jawab membuat para pria merasa lebih memiliki arti.

- 'Sudah waktunya'

Bagi pria jenis ini, menikah hanyalah bagian dari kehidupan yang harus dilalui dalam setiap fase kehidupannya. Bahkan, terkadang mereka sangat spontan saat memutuskan menikahi seorang wanita. Menurut pria ini, setelah sekolah, bekerja, menikah, memiliki keluarga dan anak-anak adalah bagian dari kehidupan normal yang seharusnya dijalani.

Meski memutuskan menikah, kebanyakan pria mengakui perkawinan tidak mengubah hubungan yang dibangun sejak awal. Selain lebih tenang, pria mengakui pernikahan terkadang menciptakan rutinitas dengan sedikit kejutan.
Read More...
 

Followers